"GLOBAL INK RG" Solusi Kebutuhan Tinta Isi Ulang Spidol Whiteboard | Praktis Efisien dan Hemat | Tersedia Kemasan 100 ml dan 1 Liter | Melayani Pengiriman Seluruh Daerah | Hubungi: 081 33 111 3451

BERITA TERKINI

Orang Gila di Jakarta Membludak, Pemprov Siapkan RS Khusus

Teropongnusa.com, JAKARTA -- Ibukota negara DKI Jakarta, kian kebanjiran`pengidap gangguan jiwa. Hal itu didasari atas data Dinkes DKI Jakarta, yang menyatakan bahwa tiap tahun orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bertambah hingga 5 persen.

Pada 2016, jumlah penyandang gangguan jiwa mencapai 2.283 orang, meningkat dibanding 2015, berjumlah 1.515 orang. Jumlahnya yang terjaring oleh Dinas Sosial DKI Jakarta sepanjang tahun lalu menempati peringkat kedua di antara para penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Psikolog Forensik dari Universitas Indonesia, Reza Indragiri Amriel, mengatakan, gangguan kejiwaan menjadi salah satu konsekuensi bagi setiap orang yang hidup di kota besar, terutama di Jakarta. Menurutnya, atmosfer hidup di kota besar kerap membawa dampak tersendiri bagi psikologi seseorang.

"Kota besar seperti di Jakarta, terkadang menghadirkan tekanan yang berpengaruh pada psikologi seseorang. Terlebih, kondisi pribadi seseorang yang kerap mendapatkan masalah tentu berpengaruh pada kejiwaan," katanya di Jakarta, Senin (11/12/17).

Faktor lingkungan juga berpengaruh pada kondisi kejiwaan seseorang. Ditengah persaingan, maupun tekanan batin yang hadir ditengah masyarakat, secara tak langsung dapat memberikan pengaruh pada kejiwaan seseorang.

"Tak hanya timbul melalui persoalan seperti stress, depresi, dan beberapa hal lainnya, kondisi lingkungan kerap berpengaruh pada kejiwaan seseorang. Adanya persaingan yang negatif juga menjadi faktor yang mendatangkan tekanan bagi seseorang," ujar dia.

Ia menilai, kondisi ini mesti menjadi perhatian serius semua pihak. Sebab berdasarkan pengamatannya, kebiasaan yang ada selama ini, publik justru kerap mencemooh mereka, ketimbang memberikan perhatian untuk pembinaan. "Perlu perhatian dari pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan orang gangguan jiwa," ujar dia. (ht-in/red)