Terkait Tindakan Brutal Oknum Polisi di Pilkada Deiyai, Ketum PPWI Angkat Bicara
Teropongnusa.com,
JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke,
melalui Sekretaris Jenderal PPWI, Fachrul Razi, mengecam tindakan brutal yang
dilakukan oleh oknum Polisi dengan memukuli warga pada saat event debat kandidat
II Pilkada Bupati/Wakil Bupati Deiyai yang berlangsung di Guest House Nabire,
Sabtu (5/5/2018).
Sebagaimana ramai
diberitakan, bahwa dalam debat kandidat II Pilkada Kabupaten Deiyai, sempat
terjadi keributan yang berujung pemukulan terhadap salah seorang warga alumni
IPDN atas nama Mando Mote yang merupakan warga Deiyai oleh oknum anggota
Kepolisian yang bertugas. Tindakan kekerasan itu seperti terlihat dalam video
yang sempat beredar luas di jejaringan sosial.
Di dalam video
tersebut, terlihat lebih dari satu orang oknum polisi yang diduga ikut
melakukan kekerasan terhadap korban atas nama Mando Mote, warga yang memprotes
atas penyelenggaraan debat kandidat secara tertutup saat itu.
Selain Mote,
seorang wartawan atas nama Abet You dari Tabloid Jubi juga sempat mendapat
perlakuan kasar polisi, diintimidasi dan diminta untuk tidak mendokumentasikan
kejadian kekerasan terhadap Mote tersebut. Polisi bahkan sempat merampas
handphone wartawan Jubi, dan terjadi saling dorong hingga kacamatanya pecah.
Menanggapi insiden
memalukan tersebut, Wilson menjelaskan, bahwa moment pilkada dengan segala
dinamikanya seyogyanya menjadi ajang perhelatan pesta demokrasi rakyat, yang
oleh karena itu antusiasme dan keterlibatan sebanyak mungkin warga menikmati
perhelatan rakyat itu mesti diapresiasi dan diakomodir.
"Polisi yang
Promoter, yang profesional, modern, dan terpercaya, sangat tidak dibenarkan
mencederai momentum pilkada itu dengan brutalisme membabi-buta, menyerang
warga," tegas alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012, Minggu (6/5/2018) di
Jakarta.
Sehubungan dengan
itu, Wilson meminta kepada Kapolri selaku penanggung jawab tertinggi atas
tingkah-laku bar-bar anak buahnya di lapangan, wajib mengusut, memproses, dan
memberikan sanksi terhadap oknum-oknum polisi berjiwa premanisme di Nabire,
Papua itu.
Kendatipun
demikian, Wilson juga menghimbau kepada para warga korban keganasan oknum
polisi dan segenap keluarga besar masyarakat di Kabupaten Deiyai agar tetap
tenang, dan ikut menjaga keamanan, serta menghindari tindakan main hakim
sendiri.
"Mari bersabar
sambil berdoa semoga para oknum polisi dan segenap pimpinannya segera sadar
diri bahwa isi perut dan celana dalam mereka dibiayai dari uang rakyat,
sehingga mereka wajib menjaga dan melayani rakyat dengan sebaik-baiknya,"
sebut Wilson Lalengke. (JML/Red)