Pro-Kontra Festival Pamelo Oleh Dinas TPHPKP Magetan Terus Diperbincangkan di Medsos
TEROPONGNUSA.COM, MAGETAN – Pro-Kontra Festival Pamelo yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan
Pangan (DTPHPKP) pada Sabtu 8 Juni 2019
kemarin terus diperbincangkan oleh netizen di media sosial.
Perbincangan
tersebut berawal dari postingan dengan akun FB Wahyudi Budiono yang memposting gambar dua acara dan jadwal yang
sama yakni Festival Pamelo oleh Dinas TPHPKP Magetan dan Pemerintah Desa
Pojoksari Kecamatan Sukomoro.
Atas
postingan itulah muncul beberapa komentar seperti akun FB E Soenaryo yang menulis “Malah terkesan jadi saingan.”
dan ditanggapi oleh Farida Cinta
dengan menulis “Bedo karo jaman semono” lalu ditanggapi lagi
oleh Wahyudi Budiono “Kl rakyat suruh saingan sama
pemerintahe dewe yo ketok e lucu pakde ESoenaryo, kl menang dinas isin kl
kalah dinas yo ora iso bangga.”
Bahkan sehari pasca kegiatan, netizen
tidak bosan bosannya menulis komentar, diantaranya oleh Wahyudi Budiono lagi yang
menulis “Itulah wajah
pemkab kita hari ini,isine wong golek rai karo atasan ae tp gak mau kreatif..” lalu ditanggapi oleh Nurdini dengan tulisan “Apa perlu kalau kita datangi dinas om Wahyudi Budiono.....?” lalu dijawab lagi
dengan Wahyudi Budiono “Biar aj mas Nurdini
biasane kl abis tak rasani ngene ujuk" oknume di perikso/jd tersangka!”
Jika disimpulkan, netizen tersebut
menganggap bahwa festival yang digelar oleh Dinas TPHPKP Magetan terkesan menyaingi
festival yang diadakan oleh Pemerintah Desa Pojoksari. Karena mereka menilai
seharusnya pihak dinas-lah yang harus mendukung pihak desa untuk
menyelenggarakan festival dan bukan malah membuat sendiri.
Keterangan Kades
Pojoksari
Saat
dikonfirmasi, Kepala Desa Pojoksari, Edy Mulyono, mengatakan pihaknya
menetapkan jadwal festival tersebut jauh-jauh hari yakni sebelum bulan puasa.
Kemudian saat pertengahan bulan puasa tiba-tiba pihaknya melihat undangan
festival serupa di medsos dengan hari dan acara yang sama. Mengetahui hal itu,
Edy Mulyono berusaha merubah jadwal festivalnya, namun apa boleh buat semua properti
yang disewa untuk dipakai dalam acara tidak bisa dirubah jadwalnya.
“Kami
pilih tanggal untuk Festival Pamelo sebelum bulan puasa, namun di pertengahan bulan
puasa tiba-tiba saya melihat undangan festival serupa dengan hari yang sama oleh
dinas,” ungkap Kades Pojoksari.
Sementara itu, ketika media ini melakukan pengamatan di kedua acara tersebut sangat jelas terlihat Festival Pamelo yang diselenggerakan oleh Pemdes Pojoksari lebih meriah dengan jumlah pengunjung mencapai ribuan. Bahkan saat malam hari-pun dalam acara pentas Angklung dan Lampion jumlah pengunjung tidak berkurang.(NYR)