"GLOBAL INK RG" Solusi Kebutuhan Tinta Isi Ulang Spidol Whiteboard | Praktis Efisien dan Hemat | Tersedia Kemasan 100 ml dan 1 Liter | Melayani Pengiriman Seluruh Daerah | Hubungi: 081 33 111 3451

BERITA TERKINI

Lestarikan Solah Joget Lawasan, Komunitas Reyog Ponorogo Gagrak Magetan Gelar Pentas di GOR Ki Mageti


TEROPONGNUSA.COM | MAGETAN – Dalam rangka melestarikan solah joget lawasan  dengan ciri khas Magetanan, Komunitas Reyog Ponorogo Gagrak Magetan menggelar pentas di halaman GOR Ki Mageti, Kota Magetan, Jawa Timur, Sabtu (21/05/2022).


Pentas yang menampilkan 8 dadak merak serta komponen reyog lainnya ini juga sebagai ajang memperingati hari ulang tahun Komunitas Reyog Ponorogo Gagrak Magetan yang pertama.


Tak hanya tokoh reyog, Bupati Magetan, Suprawoto, juga turut hadir dalam pentas yang disaksikan ribuan pasang mata kali ini.



Ketua Pelaksana Kegiatan, Andri Bagus Setiawan, mengatakan, Reyog Gagrak Magetan memiliki ciri khas pada musiknya yakni serekannya lebih obyokan. Disamping itu joget lawasan yang diterapkan merupakan gerakan seperti puluhan tahun silam.   


“Ciri khas yang membedakan di musiknya, yang Magetan itu cenderung di serekannya lebih obyokan. Dan yang diterapkan oleh teman-teman ini joget lawasan seperti puluhan tahun yang lalu. Ya inilah reyog dengan Gagrak Magetanan,” kata Andri.


Ditambahkannya, event yang digelar seperti saat ini merupakan yang kedua kalinya. Kedepan dirinya berharap pakem reyog sampai kapanpun tidak hilang. Sementara untuk pemerintah diharapkan bisa memberi dukungan.  

Andri (baju merah) bersama Bupati Magetan, Suprawoto


“Harapannya, pakemnya reyog sampai kapanpun itu tidak akan hilang. Dan kepada pemerintah diharapkan dukungannya dengan memberikan fasilitas-fasilitas,” tandasnya.


Sementara itu tokoh reyog dari Ponorogo, Hari Purnomo atau lebih akrab disapa Mbah Pur Warog Gendeng, mengatakan, dengan adanya Reyog Gagrak Magetan tersebut seakan-akan mengembalikan reyog seperti jaman dahulu. 


“Dengan adanya di Magetan ini, seakan-akan reyog kembali seperti dulu lagi, reyog mulai hidup dengan rohnya yang sejati,” ungkap Mbah Pur.


Jadi Gagrak Magetan ini, lanjutnya, harus betul-betul dipertahankan jangan sampai nanti hanya karena ikut-ikutan dengan arus sehingga melenceng dari pakemnya.   


“Sebenarnya semua boleh, tinggal kita mengemas, tapi jangan terlalu melenceng jauh dari pakemnya reyog,” pungkasnya.


Dirinya juga berpesan, reyog boleh digunakan oleh siapapun asalkan tetap satu yaitu Reyog Ponorogo.(DNY)